Hujan Lebat, Massa Tetap Gelar Aksi Demo Hari Tani di Depan Gedung DPR
Jakarta – Meskipun diguyur hujan lebat, ribuan demonstran tetap semangat menggelar aksi unjuk rasa dalam rangka memperingati Hari Tani Nasional di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Jakarta, pada hari ini. Massa yang terdiri dari berbagai organisasi tani, buruh, mahasiswa, dan aktivis hak agraria ini menuntut pemerintah untuk segera menyelesaikan berbagai masalah agraria yang dianggap semakin memperburuk kondisi petani di Indonesia.
Sejak pagi hari, massa telah berkumpul di depan Gedung DPR dengan membawa spanduk, poster, dan berbagai atribut yang menggambarkan perjuangan petani. Meski hujan deras mulai turun sekitar siang hari, demonstran tetap bertahan dan melanjutkan orasi serta berbagai aksi simbolis lainnya sebagai bentuk protes terhadap kebijakan pertanahan yang dinilai tidak berpihak pada rakyat kecil.
Tuntutan Massa
Aksi unjuk rasa ini membawa sejumlah tuntutan utama, termasuk reforma agraria sejati, perlindungan lahan pertanian, dan penghentian alih fungsi lahan yang terus menggerus ruang hidup petani. Salah satu orator dari organisasi tani menyatakan bahwa meskipun Indonesia memiliki Hari Tani Nasional sebagai simbol penghormatan terhadap petani, faktanya kondisi di lapangan masih jauh dari ideal.
“Setiap tahun kita memperingati Hari Tani Nasional, tapi apakah nasib petani berubah? Tidak! Justru petani semakin terpinggirkan oleh kebijakan-kebijakan yang hanya menguntungkan korporasi besar,” seru salah satu orator dari atas mobil komando.
Selain itu, mereka juga mendesak agar pemerintah meninjau ulang berbagai proyek infrastruktur yang mengakibatkan hilangnya lahan pertanian produktif, serta menuntut keadilan bagi petani yang menjadi korban konflik agraria.
Aksi Simbolis di Tengah Hujan
Meskipun kondisi cuaca tidak bersahabat, hal ini tidak menghalangi demonstran untuk terus menyuarakan aspirasinya. Para demonstran tetap bersemangat menggelar aksi-aksi simbolis, seperti teatrikal yang menggambarkan penderitaan petani akibat alih fungsi lahan, serta aksi tabur benih sebagai simbol harapan bagi masa depan pertanian Indonesia.
“Petani tidak takut hujan, kami sudah terbiasa dengan segala rintangan. Hujan justru menyirami perjuangan kami untuk keadilan agraria,” ungkap seorang petani peserta aksi yang datang dari Jawa Tengah.
Massa juga menyanyikan lagu-lagu perjuangan, membangkitkan semangat kebersamaan di tengah guyuran hujan. Mereka tetap berdiri teguh di depan Gedung DPR sebagai simbol perlawanan terhadap kebijakan-kebijakan yang dinilai tidak berpihak pada petani dan rakyat kecil.
Pengamanan Ketat
Pihak kepolisian tampak berjaga di sekitar lokasi untuk mengamankan jalannya aksi. Meskipun hujan lebat, demonstrasi berlangsung damai tanpa adanya gesekan antara pihak keamanan dan demonstran. Beberapa ruas jalan di sekitar Gedung DPR juga sempat ditutup untuk mengantisipasi kemacetan akibat aksi massa.
Kapolres Metro Jakarta Pusat menyatakan bahwa pihaknya telah menyiapkan pengamanan yang ketat namun tetap humanis. “Kami mengedepankan pendekatan persuasif dan berusaha memfasilitasi penyampaian aspirasi oleh rekan-rekan dari kelompok tani dan mahasiswa,” ujarnya.
Dukungan dari Berbagai Kalangan
Aksi peringatan Hari Tani Nasional ini mendapat dukungan dari berbagai kalangan, termasuk akademisi, aktivis, dan organisasi masyarakat sipil. Mereka sepakat bahwa masalah agraria di Indonesia membutuhkan perhatian serius dari pemerintah, terutama terkait kesejahteraan petani dan ketahanan pangan nasional.
Beberapa tokoh akademisi yang hadir dalam aksi tersebut mengingatkan bahwa pemerintah harus lebih fokus pada pelaksanaan reforma agraria sejati. Mereka menilai bahwa selama ini program reforma agraria yang dijalankan masih bersifat formalitas dan belum menyentuh inti masalah, yaitu redistribusi lahan yang adil bagi petani.
Harapan untuk Masa Depan
Meskipun aksi berlangsung di tengah hujan lebat, semangat demonstran tidak surut. Mereka berharap agar pemerintah mendengar dan merespons tuntutan yang disampaikan. “Kami tidak akan berhenti di sini. Selama hak-hak petani belum terpenuhi, kami akan terus berjuang,” kata salah satu peserta aksi.
Hari Tani Nasional, yang diperingati setiap tanggal 24 September, menjadi momen penting bagi para petani dan aktivis agraria untuk menyuarakan berbagai permasalahan yang dihadapi sektor pertanian di Indonesia. Dengan aksi ini, mereka berharap agar keadilan agraria dan kesejahteraan petani dapat segera terwujud.