Mensos Gus Ipul Ikuti Rekomendasi KPK: Tidak Salurkan Bansos Saat Pilkada
Menteri Sosial Saifullah Yusuf, yang akrab disapa Gus Ipul, mengambil langkah tegas dengan menunda penyaluran bantuan sosial (bansos) di sejumlah daerah yang sedang menggelar pemilihan kepala daerah (Pilkada). Keputusan ini diambil berdasarkan rekomendasi dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk memastikan netralitas dan menghindari potensi politisasi bansos selama masa kampanye.
Dalam keterangannya, Gus Ipul menegaskan bahwa keputusan ini merupakan upaya untuk menjaga integritas Pilkada dan memastikan bahwa bantuan sosial tidak digunakan sebagai alat politik. “Kami mengikuti arahan KPK untuk tidak menyalurkan bansos di daerah-daerah yang sedang menggelar Pilkada agar tidak menimbulkan kesan bahwa pemerintah berpihak atau memanfaatkan program ini untuk kepentingan politik,” ujar Gus Ipul.
Keputusan ini mencakup penundaan penyaluran berbagai jenis bantuan sosial, termasuk Program Keluarga Harapan (PKH), bantuan pangan non-tunai, dan bantuan langsung tunai. Bantuan yang semula direncanakan untuk disalurkan selama masa kampanye di daerah-daerah tertentu akan ditunda hingga Pilkada selesai.
Menurut Gus Ipul, pemerintah memiliki kewajiban untuk menjaga transparansi dan akuntabilitas dalam penyaluran bantuan sosial, terutama di masa-masa sensitif seperti Pilkada. “Bansos adalah hak masyarakat yang membutuhkan, namun kita juga harus memastikan bahwa bantuan tersebut tidak disalahgunakan oleh pihak manapun untuk kepentingan politik,” tambahnya.
Rekomendasi KPK ini muncul sebagai bagian dari langkah pencegahan potensi korupsi atau penyalahgunaan kewenangan selama masa Pilkada. KPK sebelumnya mengingatkan bahwa program-program pemerintah yang bersifat bantuan sosial sering kali menjadi sasaran politisasi, terutama oleh petahana atau calon yang memiliki akses terhadap program tersebut.
Langkah ini mendapat tanggapan positif dari berbagai pihak, termasuk akademisi dan pegiat antikorupsi. Mereka menilai bahwa penundaan penyaluran bansos selama Pilkada merupakan langkah bijak untuk menjaga integritas demokrasi dan menghindari ketidakadilan bagi calon-calon yang bersaing.
Namun, di sisi lain, beberapa pihak mengkhawatirkan dampak dari penundaan ini terhadap masyarakat miskin yang sangat bergantung pada bantuan sosial. Untuk mengatasi kekhawatiran ini, Gus Ipul menyatakan bahwa bansos tetap akan disalurkan setelah Pilkada usai, sehingga masyarakat penerima manfaat tidak akan kehilangan hak mereka. “Kami pastikan setelah Pilkada selesai, bantuan akan kembali disalurkan sesuai jadwal, sehingga masyarakat yang membutuhkan tidak dirugikan,” ujarnya.
Dengan keputusan ini, pemerintah berharap dapat menjaga kepercayaan publik dan memastikan bahwa program bansos tetap menjadi bagian dari upaya penanggulangan kemiskinan, bukan alat politik.