Kronologi Pesawat Trigana Air Gagal Terbang dan Tergelincir di Yapen, Papua
Peristiwa kecelakaan pesawat kembali terjadi di Indonesia, kali ini melibatkan maskapai Trigana Air. Sebuah pesawat kargo milik Trigana Air mengalami insiden tergelincir di Bandara Stevanus Rumbewas, Serui, Kabupaten Kepulauan Yapen, Papua pada Jumat, 8 September 2024. Meski tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut, kejadian ini menimbulkan kepanikan dan kerugian materi. Berikut adalah kronologi lengkap kejadian pesawat Trigana Air yang gagal terbang dan tergelincir di Yapen, Papua.
Kronologi Kejadian
- Persiapan Penerbangan
Pesawat kargo Trigana Air yang diketahui mengangkut barang-barang logistik tengah bersiap untuk lepas landas dari Bandara Stevanus Rumbewas pada pagi hari. Penerbangan tersebut direncanakan menuju Jayapura, Papua. Sebelum keberangkatan, pesawat menjalani prosedur pengecekan rutin oleh kru dan tidak ditemukan masalah teknis yang signifikan.
- Proses Lepas Landas
Sekitar pukul 09.30 WIT, pesawat mulai bergerak di landasan pacu untuk proses lepas landas. Namun, beberapa saat setelah mesin dinyalakan dan pesawat mulai bergerak di landasan, pilot dilaporkan merasakan adanya gangguan pada sistem mesin. Kecepatan pesawat tidak mencapai kecepatan yang cukup untuk mengangkat pesawat dari landasan pacu.
- Gagal Lepas Landas
Akibat gangguan tersebut, pesawat gagal mencapai kecepatan optimal untuk lepas landas dan pilot terpaksa mengambil keputusan untuk menghentikan pesawat. Namun, dengan landasan pacu yang terbatas dan pesawat yang sudah dalam kecepatan cukup tinggi, proses penghentian pesawat menjadi sulit.
- Pesawat Tergelincir
Dalam upaya menghentikan pesawat, roda pesawat kehilangan kendali di ujung landasan. Pesawat akhirnya tergelincir dan keluar dari landasan pacu. Badan pesawat mengalami kerusakan pada bagian sayap dan roda, meskipun tidak sampai terbakar. Untungnya, karena tidak ada penumpang dan hanya kru yang berada di dalam pesawat, tidak ada korban luka yang dilaporkan.
Penyebab Awal dan Penyelidikan
Setelah kejadian tersebut, otoritas bandara bersama Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) segera melakukan investigasi awal untuk menentukan penyebab pasti insiden. Berdasarkan dugaan sementara, kemungkinan gangguan teknis pada mesin atau roda pesawat menjadi faktor penyebab utama terjadinya kecelakaan.
KNKT masih terus melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengidentifikasi masalah teknis yang dihadapi pesawat tersebut. Selain itu, kondisi cuaca di sekitar bandara pada saat kejadian dilaporkan cerah, sehingga faktor cuaca tidak menjadi penyebab utama.
Tindakan Penanganan Pasca-Insiden
Pihak berwenang di Bandara Stevanus Rumbewas segera melakukan evakuasi terhadap kru pesawat dan mengamankan area kecelakaan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Bandara juga sempat ditutup sementara untuk memastikan keselamatan penerbangan lainnya serta memberikan ruang bagi tim penyelamat dan penyelidikan untuk bekerja.
Pesawat yang tergelincir berhasil dievakuasi beberapa jam setelah kejadian, dan bandara kembali beroperasi dengan normal pada sore harinya.
Kesimpulan
Kejadian tergelincirnya pesawat Trigana Air di Yapen, Papua, menambah daftar insiden penerbangan di Indonesia. Meskipun tidak ada korban jiwa, insiden ini menjadi peringatan penting terkait pentingnya pemeliharaan pesawat dan perlunya kewaspadaan dalam prosedur keselamatan penerbangan. KNKT diharapkan segera menyelesaikan investigasi untuk memberikan kepastian mengenai penyebab insiden ini dan menghindari kejadian serupa di masa depan.