Free Hit Counter
Rudal Balistik Rusia Hantam Institut Militer Ukraina, 50 Orang Tewas
Rudal Balistik Rusia Hantam Institut Militer Ukraina, 50 Orang Tewas-news.detik.com

Rudal Balistik Rusia Hantam Institut Militer Ukraina, 50 Orang Tewas

Rudal Balistik Rusia Hantam Institut Militer Ukraina, 50 Orang Tewas

Kyiv – Serangan rudal balistik Rusia menghantam sebuah institut militer di Ukraina pada hari ini, menewaskan sedikitnya 50 orang dan melukai puluhan lainnya. Insiden ini terjadi di kota Lviv, barat Ukraina, yang selama ini relatif aman dari serangan besar dibandingkan wilayah timur dan selatan yang berada di garis depan konflik.

 

Rudal Balistik Rusia Hantam Institut Militer Ukraina, 50 Orang Tewas
Rudal Balistik Rusia Hantam Institut Militer Ukraina, 50 Orang Tewas-news.detik.com

 

Serangan itu dilaporkan terjadi pada dini hari, saat sebagian besar korban masih berada di dalam gedung untuk menjalani pelatihan militer. Menurut pejabat Ukraina, rudal tersebut menghancurkan sebagian besar kompleks bangunan, meruntuhkan dinding-dinding dan menyebabkan kebakaran besar yang menyulitkan tim penyelamat dalam upaya evakuasi korban.

“Ini adalah salah satu serangan terparah yang menargetkan fasilitas militer di wilayah barat Ukraina. Jumlah korban terus bertambah, dan kami bekerja keras untuk mencari yang selamat di antara reruntuhan,” kata Oleksiy Hromov, juru bicara militer Ukraina.

Serangan ini meningkatkan ketegangan di tengah perang yang semakin memanas antara Rusia dan Ukraina. Sebelumnya, wilayah Lviv dianggap relatif aman, menjadi tempat bagi pengungsi dari wilayah yang lebih terpapar konflik, serta menjadi pusat pelatihan bagi pasukan militer Ukraina. Namun, serangan rudal balistik kali ini mengisyaratkan bahwa Rusia memperluas cakupan serangan mereka, mengincar target strategis di wilayah barat Ukraina yang berfungsi sebagai pusat logistik dan pelatihan militer.

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, dalam pernyataan resminya mengutuk keras serangan ini dan menyebutnya sebagai “kejahatan perang yang tak berperikemanusiaan”. “Rusia kembali menunjukkan sikap brutalnya dengan menargetkan fasilitas pendidikan dan militer yang jauh dari garis depan. Kami akan memastikan mereka bertanggung jawab atas kejahatan ini,” ujarnya.

BACA JUGA  Pramono-Rano Akan Temui Fauzi Bowo di Museum MH Thamrin Sore Ini

Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim bahwa serangan tersebut merupakan bagian dari operasi militer mereka yang menargetkan infrastruktur militer Ukraina. Mereka menuduh bahwa institut tersebut digunakan untuk melatih tentara dan menyimpan persenjataan yang akan digunakan dalam konflik di timur Ukraina.

Respon internasional terhadap serangan ini pun langsung muncul. Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, menyampaikan keprihatinannya dan menyatakan bahwa serangan tersebut hanya akan memperkuat dukungan NATO untuk Ukraina. “Ini adalah serangan yang sangat mengerikan dan menunjukkan bahwa Rusia tidak memiliki niat untuk menghentikan serangan agresifnya,” ujarnya dalam konferensi pers.

Di sisi lain, sejumlah negara Barat, termasuk Amerika Serikat dan Uni Eropa, mengecam serangan ini dan menyatakan kesiapan mereka untuk memberikan lebih banyak bantuan militer kepada Ukraina. “Serangan ini menggarisbawahi urgensi untuk mempercepat bantuan militer kami dan memastikan Ukraina memiliki kemampuan untuk mempertahankan diri,” ujar Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken.

Dengan meningkatnya intensitas serangan di seluruh Ukraina, banyak pihak khawatir bahwa perang ini akan terus meluas dan membawa dampak kemanusiaan yang lebih besar. Lviv, yang sebelumnya menjadi kota aman bagi warga sipil, kini juga berada dalam ancaman langsung dari serangan udara Rusia.

Operasi pencarian korban masih berlangsung, dengan tim SAR dan militer berusaha mengevakuasi korban di tengah reruntuhan. Rumah sakit setempat pun kewalahan dengan jumlah korban luka yang terus bertambah.