Keluarga Duga Mahasiswi PPDS Undip Bukan Tewas karena Bunuh Diri Tapi Sakit
Tragedi yang menimpa seorang mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Universitas Diponegoro (Undip), yang ditemukan tewas di tempat tinggalnya, menyisakan duka mendalam dan pertanyaan besar bagi keluarga. Meskipun ada dugaan awal bahwa mahasiswi tersebut meninggal karena bunuh diri, pihak keluarga meyakini bahwa penyebab kematiannya sebenarnya adalah karena sakit.
Kronologi Penemuan
Mahasiswi PPDS yang dikenal sebagai individu cerdas dan berdedikasi ini ditemukan tak bernyawa oleh rekan-rekannya. Kejadian ini segera mengejutkan lingkungan kampus dan keluarga. Pihak berwenang yang datang ke lokasi sempat mencatat adanya beberapa tanda yang mengarah pada dugaan bunuh diri. Namun, keluarga almarhumah menyatakan keraguannya terhadap asumsi tersebut, mengingat kondisi kesehatan mahasiswi tersebut yang memang sudah menurun dalam beberapa waktu terakhir.
Keluarga Mengungkapkan Kekhawatiran
Keluarga almarhumah mengungkapkan bahwa putri mereka sempat mengeluhkan kondisi kesehatannya sebelum kejadian. Sang ibu menjelaskan bahwa putrinya pernah mengeluhkan rasa pusing dan kelelahan yang berlebihan akibat tekanan akademik yang cukup tinggi. “Kami selalu berkomunikasi dengan dia, dan dia sempat bercerita tentang kelelahan fisik dan mentalnya. Tapi kami tidak pernah menyangka hal ini akan terjadi,” ujar ibunya dengan suara lirih.
Keluarga juga menyebut bahwa almarhumah tidak pernah menunjukkan tanda-tanda depresi atau niat untuk mengakhiri hidupnya. Mereka menegaskan bahwa ia adalah sosok yang kuat dan selalu berusaha menyelesaikan setiap tantangan yang dihadapinya.
Menunggu Hasil Investigasi dan Otopsi
Saat ini, keluarga almarhumah masih menunggu hasil otopsi dan investigasi dari pihak kepolisian untuk mengetahui penyebab pasti kematiannya. Mereka berharap hasil tersebut bisa menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi, dan menghilangkan spekulasi yang beredar di masyarakat.
“Kami sangat berharap agar investigasi ini dilakukan dengan cermat dan transparan, sehingga tidak ada lagi kesimpangsiuran mengenai apa yang sebenarnya terjadi pada anak kami,” tambah salah satu anggota keluarga.
Dukungan dan Solidaritas
Kejadian tragis ini mendapat perhatian luas dari kalangan akademisi, teman-teman almarhumah, dan masyarakat umum. Banyak yang menyatakan rasa simpati dan dukungan kepada keluarga, serta berharap agar kejadian ini bisa segera terungkap secara jelas. Sejumlah teman dan rekan almarhumah di PPDS Undip juga menyatakan dukungan mereka melalui media sosial, dengan pesan-pesan duka dan kenangan positif tentang sosok yang telah pergi.
Universitas Diponegoro sendiri menyatakan turut berduka cita atas kehilangan ini, dan berjanji akan membantu sepenuhnya dalam proses penyelidikan. Pihak kampus juga menegaskan pentingnya menjaga kesehatan mental dan fisik para mahasiswanya, khususnya mereka yang berada di program pendidikan dokter spesialis yang terkenal dengan tekanan akademiknya.
Penutup
Kematian mahasiswi PPDS Undip ini tidak hanya meninggalkan luka mendalam bagi keluarga, tetapi juga menggugah perhatian tentang pentingnya menjaga kesejahteraan mental dan fisik di kalangan mahasiswa, terutama mereka yang berada di bawah tekanan akademik yang tinggi. Sementara keluarga terus menunggu kejelasan atas penyebab pasti kematian anak mereka, harapan terbesar mereka adalah agar kebenaran segera terungkap dan nama almarhumah bisa dikenang dengan penuh hormat.